A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, mau tidak mau nilai merupakan hal yng terpenting. Nilai disamping sebagai pedoman prestasi belajar anak didik juga sebagai acuan bahwa materi pelajaran yang diberikan pendidik bisa ditangkap oleh anak didik.
Dalam memberikan nilai, tentunya anak didik harus melalui serangkaian tes. Tes tertulis termasuk salah satu tes verbal yang dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran.
Prestasi belajar setiap anak didik tentunya berbeda-beda. Anak didik selalu terpacu untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Karena dengan prestasi belajar yang baik, tentunya memberi kebanggaan tersendiri bagi anak didik; juga sebagai legitimasi bahwasannya anak didik termasuk anak yang cerdas.
B. TES TERTULIS
1)Pengertian Tes Tertulis
Tes tertulis termasuk dalam kelompok tes verbal. Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawabannya diberikan pada siswa berupa bahasa tulisan. Tes ini kelebihannya dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama.
Dalam tes tulis, peserta didik relatif memiliki kebebasan untuk menjawab soal, sebab tidak banyak pengaruh dari kehadiran pribadi pendidik dalam soal tersebut. Sehingga secara psikologi peserta didik lebih bebas dan tidak terikat.
Pada tes tertulis, karena soalnya sama; maka obyektifitas hasil penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes tindakan. Namun demikian , tes tertulis tetap memiliki kekurangan; antara lain: belum tentu cocok mengukur ranah psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.
Disamping itu apabil tidak menggunakan bahasa yang tegas dan lugas dapat mengandung pengertian ganda, sehingga berakibat data yang masuk salah. Demikian pula dalam mengambil kesimpulan.
2)Macam-Macam Tes Tertulis
Tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian; yaitu:
1. Tes Obyektif (Tes Terstruktur)
Yaitu tes tertulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia; sehingga peserta didik akan menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah. Kesamaan data inilah yang memungkinkan adanya keseragaman analisis, sehingga subyektifitas pendidik rendah, sebab unsur subyektifitasnya sulit berpengaruh dalam menentukan skor nilai jawaban.
2. Tes Subyektifitas (Tes Uraian)
Tes subyektifitas sering disebut dengan tes uraian, dalam tes ini peserta didik memiliki kebebasan memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi; sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi bervariasi. Hal inilah yang mengundang subyektifitas penilai menjadi ikut berperan menentukan nilai. Karena itu tes ini disebut juga dengan tes subyektifitas.
Ada beberapa kelebihan tes esai, antara lain:
1.Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pikiran sendiri.
2.Dapat menghindari sifat terkaan dalam menjawab soal.
3.Melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya. Sehingga dapat diungkapakan menjadi satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
4.Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk dapat menyusun kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan cepat.
5.Soal bentuk uraian ini tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik dan evaluatif.
Sedangkan kelemahan tes ini antara lain:
1.Bahan yang diujikan relatif sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa dalam keseluruhan kurikulum.
2.Soal jenis ini bisa digunakan secara terus menerus sehingga dapat menguntungkan peserta didik. Ia hanya mempelajari soal-soal yang sering dikeluarkan sedang materi yang jarang keluar tidak pernah dibaca.
3.Penilaian yang dilakukan terhadap hasil jawaban tes ini cenderung subyektif, hal ini disebabkan:
a.Variasi jawaban terlalu banyak dan tingkat kebenarannya menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menetapkan kriteria benar dan salah menjadi agak kabur.
b.Pemberian sebuah jawaban kadang-kadang tidak tetap, sebab ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, seperti tulisan peserta didik, kelelahan penilai, situasi pada saat penilaian berlangsung dan sebagibnya.
4.Membutuhkan banyak waktu untuk memeriksa hasilnya.
5.Sulit untuk mendapatkan soal yang memiliki validitas dan realibilitas tingggi.
6.Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun regional.
Tes uaraian memiliki ke khususan dalam penggunaannya, yaitu:
1.Apabila jumlah peserta ujian relatif sedikit.
2.Apabila waktu penyusunan soal terbatas.
3.Apabila biaya dan tenaga untuk menggandakan soal tidak memadai; sedangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan hasil cukup panjang.
4.Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan berfikir analitik, sintetik dan evaluatif.
5.Apabila pendidik ingin melihat kemampuan fantasi dan imajinasi peserta didik.
Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1.Tes uraian bentuk bebas, artinya butir soal itu hanya menyangkut masalah utama yang dibicarakan, tanpa memberikan arahan tertentu dalam menjawabnya. Sebagai contoh:
Apa yang mendasari pertimbangan Indonesia dalam memilih sistem ekonomi koperasi?
2.Tes uraian terbatas, artinya peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan, namun arah jawaban dibatasi sedemikian rupa, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas tetapi terarah, sebagai contoh:
Apakah perbedaan sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan ekonomi koperasi?
Perbedaan antara pertanyaan sistem bebas dengan sistem bebas terarah terletak pada kriteria sumber jawaban dan garis besar jawabannya.
3)Pelaksanaan Tes Tertulis
Dalam pelaksanaan suatu tes tertulis ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Adapun hal-hal tersebut antara lain:
a.Ruangan tempat tes yang dilaksanakan hendaknya diusahakan setenang mungkin. Suara ataupun gangguan dari luar sedapat-dapatnya harus dikurangi. Ada baiknya menaruh papan pemberitahuan diluar ruangan tes supaya orang-orang yang datang mengetahui bahwa tes sedang berlangsung dalam ruangan tersebut. Bangku-bangku dalam ruangan tes harus disusun cukup longgar sehingga peserta tes dapat bekerja secara wajar.
b.Murid-murid harus diperingatkan bahwa mereka tidak boleh bekerja sebelum ada tanda untuk mulai mengerjakan soal. Hal ini untuk mengatur agar semua murid mulai bekerja pada saat yang sama. Sehubungan dengan ini maka lembaran tes harus dibagikan secara terbalik, supaya tidak memberikan kesempatan kepada beberapa orang murid untuk membaca isi tes terlebih dahulu.
c.Selama murid-murid bekerja para pengawas tes dapat berjalan-jalan dengan catatan tidak mengganggu suasana., untuk mengawasi apakah murid-murid bekerja secara wajar atau tidak. Murid-murid yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari ruangan tes.
d.Apabila waktu yang ditentukan telah habis, maka semua peserta tes diperintahkan untuk berhenti bekerja dan segera meninggalkan ruangan tes secara tertib. Para pengawas tes kemudian segara mengumpulkan lembaran jawaban peserta tes.
e.Setelah alat-alat terkumpulkan maka pengawas tes supaya mengisi catatan-catatan tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi selama tes berlangsung.
C. PRESTASI BELAJAR
1)Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil (nilai) belajar siswa dalam menyelesaikan tes-tes yang diberikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan pendidik dalam satu periode pendidikan.
2)Kegunaan Prestasi Belajar
Kegunaan prestasi belajar antara lain:
1.Sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran.
2.Sebagai penyemangat bagi siswa yang kurang bagus nilainya agar mereka mau berusaha lebih maksimal dalam mencapai nilai yang lebih baik.
3.sebagai acuan pendidik dalam mengetahui kemampuan anak didiknya dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan; sehubungan dengan itu sebagai acuan bagi anak didik yang naik dan tinggal kelas.
3)Pengertian Profil Prestasi Belajar
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam rangka menganalisis hasil belajar peserta didik adalah menvisualisasikan hasil belajar tersebut dalam bentuk lukisan grafis. Dengan memperhatikan lukisan grafis itu, pendidik akan memperoleh gambaran secara visual mengenai perkembangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh anak didik; tentunya setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Lukisan grafis yang menggambarkan prestasi belajar anak didik itulah yang sering dikenal dengan istilah profil prestasi belajar.
Jadi profil prestasi belajar adalah suatu bentuk grafik yang biasa dipergunakan untuk melukiskan prestasi belajar anak didik, baik secara individual maupun kelompok; baik dalam satu bidang studi maupun untuk beberapa bidang studi; baik dalam satu waktu maupun dalam deretan waktu tertentu.
4)Bentuk-Bentuk Profil Prestasi Belajar
Profil prestasi belajar anak didik pada umumnya dituangkan dalam bentuk diagram batang (grafik balok), atau dalam bentuk diagram garis. Dalam hubungan ini, pada sumbu horizontal grafik ditempatkan gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya; seperti mata pelajaran atau bidang studi tertentu, ataupun gejala-gejala psikologis lainnya. Sedangkan pada sumbu vertikal dicantumkan angka-angka yang melambangkan frekuensi, persentase, angka rata-rata dan sebagainya.
5)Kegunaan Profil Prestasi Belajar
Pembuatan profil prestasi belajar itu diantara lain memiliki kegunaan sebagai berikut:
a.Untuk melukiskan prestasi belajar yang dicapai oleh anak didik, baik secara individual maupun kelompok; baik dalam satu bidang studi maupun dalam beberapa bidang studi.
b.Untuk melukiskan perkembangan prestasi belajar anak didik secara individual maupun kelompok dalam beberapa periode tes, pada suatu bidang studi tertentu.
c.Untuk melukiskan prestasi belajar anak didik dalam beberapa aspek psikologis dari suatu bidang studi tertentu.
D. TES TERTULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR
Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawabannya diberikan pada siswa berupa bahasa tulisan. Tes ini kelebihannya dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil (nilai) belajar siswa dalam menyelesaikan tes-tes yang diberikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan pendidik dalam satu periode pendidikan.
Jadi tes tertulis untuk prestasi belajar adalah tes yang soal dan jawabannya berupa bahasa tulisan yang diberikan kepada anak didik sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan pendidik dalam satu periode pendidikan.
E. Kesimpulan
Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawabannya diberikan pada siswa berupa bahasa tulisan. Tes ini kelebihannya dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama. Pada tes tertulis, karena soalnya sama; maka obyektifitas hasil penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes lisan ataupun tes tindakan. Namun demikian , tes tertulis tetap memiliki kekurangan; antara lain: belum tentu cocok mengukur ranah psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.
Disamping itu apabil tidak menggunakan bahasa yang tegas dan lugas dapat mengandung pengertian ganda, sehingga berakibat data yang masuk salah. Demikian pula dalam mengambil kesimpulan.
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil (nilai) belajar siswa dalam menyelesaikan tes-tes yang diberikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan pendidik dalam satu periode pendidikan. Kegunaan prestasi belajar antara lain:
1.Sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran.
2.Sebagai penyemangat bagi siswa yang kurang bagus nilainya agar mereka mau berusaha lebih maksimal dalam mencapai nilai yang lebih baik.
3.Sebagai acuan pendidik dalam mengetahui kemampuan anak didiknya dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan; sehubungan dengan itu sebagai acuan bagi anak didik yang naik dan tinggal kelas.
Jadi tes tertulis untuk prestasi belajar adalah tes yang soal dan jawabannya berupa bahasa tulisan yang diberikan kepada anak didik sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan pendidik dalam satu periode pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkancana Wayan & Sunarta. 1986. Evaluasi Pendidikan, Cet. IV. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Thoha M. Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan, Cet. IV. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar