welcome to the free zone...your expression is amazing...

Jumat, 03 September 2010

wajah negeri ini

dua malam ku lalui tanpa terlelap..
Mata tak mau terpejam meski kondisi tubuh letih setelah seharian beraktifitas; sehingga untuk mengisi kekosongan aku sengaja menyibukkan diri dengan melihat perkembangan dunia pertelivisian negeri ini setelah hampir 3 bulan terakhir ini tak pernah aku menjadi penikmatnya..
Ternyata masih sama,,sama seperti saat dulu aku meninggalkannya karena kejemuanku menyaksikan berbagai macam ''kepentingan'' yang ada didalamnya..
Sama seperti saat dulu aku membencinya karena keenggananku dibodohi dramatika sinetron yang tak mendidik dengan sketsa wajah pemainnya yang penuh tendensi dan pura-pura..
Sama seperti saat dulu aku menyayangkannya karena kepedulianku akan masyarakat kita yang terbuai dengan bombastisitas telekuis banjir hadiah sehingga mereka ingin mendapatkan uang tanpa kerja keras dan usaha..
Sama seperti saat dulu aku mengacuhkannya karena kemuakanku akan konspirasi media dengan ''penguasa''..
Sama seperti saat dulu aku mengabaikannya karena sajian commersial break yang menjajakkan segala bentuk barang konsumsi seolah menegaskan bahwa kita benar-benar kaum konsumeris yang menopang keuntungan pemilik produksi yang ada..
Sama seperti saat dulu aku membencinya karena hanya menjadikanku paranoid akibat kebrutalan berita kriminal dari wajah pribuminya..
Sungguh benar kata dosenku..
wajah suatu bangsa dapat dilihat dari tayangan televisinya..

sikap

semua ini hanya masalah tentang bagaimana bersikap..
seharusnya kita menyadari akan sekeliling kita atau paling tidak menyadari akan diri kita sendiri sebelum bertindak, berbicara dan mengambil keputusan.
Seperti apa yang ditunjukkan oleh sebagian wakil rakyat kita sekarang ini tidak lebih dan tidak bukan menunjukkan sikap egoisme dan kekanak-kanakan mereka.kenapa mereka tidak menyadarinya??
dan apa yang pemerintah "katakan" mengenai batas wilayah negara yang perlu dirundingkan kembali dengan malaysia juga menunjukkan kelemahan dan sikap kurang tegas (jika tidak ingin dikatakan kepengecutan) mereka dalam menegakkan kedaulatan negeri kita.
namun lebih baiknya jika kita (atau mungkin lebih tepatnya saya sendiri) tidak tersulut emosi terlebih dahulu dalam menyikapi berbagai problem kenegaraan diatas. karena saya takut apabila nanti saya dikatakan sebagai warga negara yang sok tahu, sok berkomentar padahal tidak tahu prosedur hukum. Namun jujur hati nurani saya sebagai warga negara yang mencintai bangsa ini dengan setulus hati risih jika harus bersikap diam.
bagaimanapun atau apapun sikap anda (baca: saya) terhadapnya, itu merupakan representasi dari diri anda (saya) pribadi sebagai manusia yang selalu berproses. lalu yang dapat saya ucapkan hanyalah mari bersikap,,dan selama sikap anda tidak mengarah kepada anarkisme kami siap memoderatorinya..tidak ada salahnya berdialog tentang sikap.