welcome to the free zone...your expression is amazing...

Sabtu, 28 Juni 2008

Tentang peran, tugas dan tanggung jawab Guru

A. Latar Belakang Masalah
Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu ataupun antara individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata "perubahan" yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan baik dari segi tingkah laku, pengetahuan, maupun sikapnya.
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan sebagai bahan pengajaran dalam proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terdapat serangkaian interaksi timbal balik antara guru dan murid demi mencapai tujuan edukatif. Proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena pentingnya guru dalam proses belajar ini, maka guru dituntut untuk bisa menjalankan peranan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar.

B. Tugas Guru
Apabila kita kelompokkan; terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu:
1.Tugas Dalam Bidang Profesi
Tugas guru dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menanamkan, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan dasar hidup kepada anak didiknya. Mengajar berarti mengembangkan dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan dan potensi dalam diri anak didik.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.Tugas Dalam Bidang Kemanusiaan
Tugas kemanusiaan menuntut seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi anak didik di sekolah.
3.Tugas Dalam Bidang Kemasyarakatan
Dalam bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Ini berarti seorang guru berkewajiban mencerdaskan Bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah; tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dengan lingkungan masyarakat.

C.Peran Guru
Peran yang harus dijalankan oleh seorang guru yaitu, antara lain sebagai:
1.Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhi anak didik sebelum dia masuk kesekolah. Latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultur masyarakat dimana anak didik tinggal akan mewarnai kehidupannya. Semua nilai yang buruk harus disingkirkan dan yang baik harus dipertahankan dari jiwa dan watak anak didik. Ini berarti guru dalam peranannya sebagai korektor yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didik. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap dan sifat anak didik tidak terbatas pada dinding sekolah; namun juga diluar sekolah (lingkungan masyarakat).
2.Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan stimulus bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan anak didik.
3.Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi tentang perkembangan kemajuan dan teknologi kepada anak didik. Informasi yang baik dan efektif diperlukan anak didik untuk mengembangkan sisi pengetahuannya. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasa adalah kuncinya. Guru yang baik adalah guru yang mengerti informasi apa yang diperlukan anak didik.
4.Organisator
Guru juga memiliki peranan sebagai organisator dalam pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata organosatoris sekolah. Jika semua perangkat diorganisatoriskan, maka akan tercipta suasana yang kondusif demi mencapai efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar disekolah.
5.Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan aktif dalam belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru harus dapat menganalisis motif-motif apa yang menyebabkan anak didik malas belajar dan menurunnya prestasi anak didik dikelas. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik serta menganeka ragamkan cara belajar dikelas.
6.Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Guru harus menjadikan dunia pendidikan tidak lagi menakutkan bagi anak didik. Khususnya menjadikan interaksi edukatif yang lebih kondusif agar lebih baik.
7.Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang membantu kemudahan kegiatan belajar bagi anak didik. Lingkungan belajar yang menyenangkan, ruangan kelas yang rapi dan fasilitas yang lengkap tidak boleh terlewatkan oleh guru. Sehingga nantinya akan tercipta suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar.
8.Pembimbing
Kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa yang bersusila dan mempunyai kecakapan hidup. Guru diharapakan mampu memberi bimbingan kepada anak didik dalam mengatasi kesulitan dan menghadapi tahap kedewasaannya.
9.Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami oleh anak didik. Guru harus berusaha memperagakannya, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.
10.Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola keadaan kelas dengan baik. Sebab kelas adalah tempat yang penting dalam interaksi edukatif. Maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah belajar dikelas dengan motifasi yang tinggi.
11.Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran dalam berbagai bentuk dan jenisnya; baik yang material maupun yang nonmaterial.
Sebagi mediator, guru dapat pula diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai pengatur jalannya diskusi.
12.Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar.
13.Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang penilai yang baik dan jujur; baik dalam aspek instrinsik maupun aspek ekstrinsik. Berdasakan hal ini, guru harus dapat memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga meniali prosesnya. Dari sini guru akan mendapat umpan balik (feetback) tentang pelaksanaan pengajaran yang dilakukan untuk lebih meningkatkan proses interaksi edukatif menjadi lebih baik.

D. Tanggung jawab guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didiknya. Membimbing anak didik menjadi pribadi yang susila adalah tanggung jawab yang akan selalu diemban seorang guru. Guru harus membina anak didiknya agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi Bangsa, Negara dan Agama.
Adalah menjadi tanggung jawab seorang guru untuk memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan mana yang asusila; mana perbuatan yang bermoral dan mana yang tidak bermoral.
Jadi, guru bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam mendidik jiwa dan watak anak didik.

E. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
Tugas seorang guru, meliputi: tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Peran yang harus dijalankan oleh seorang guru yaitu, antara lain sebagai: (1). Korektor, (2). Inspirator, (3). Informator, (4). Organisator, (5). Motivator, (6). Inisiator, (7). Fasilitator, (8). Pembimbing, (9). Demonstrator, (10). Pengelola Kelas, (11). Mediator, (12). Supervisor, (13). Evaluator,
Guru bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam mendidik jiwa dan watak anak didik.
Dalam mencapai tujuan pendidikan, guru merupakan salah satu faktor yang berperan paling penting. Dan guru dituntut harus mampu menjalankan tugas, peran dan tanggung jawabnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1991. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Cet VIII. Sinar Baru: Bandung.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Cet I. Pustaka Cipta: Jakarta.
_____________. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional: Surabaya.
Hasibuan JJ. & Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Rosda Karya Remaja: Bandung.
Idhoci Anwar, Mohc. 2003. Administrasi Pendidikan Dan Managemen Biaya Pendidikan. Cet I. Alfabeta: Bandung.
Uzer Ustman, Moh. 2006. Menjadi Guru Profesional. Cet XX. Rosda Karya Remaja: Bandung.

Tentang Manusia; Tinjauan Teologis

A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan ini tidaklah kekal. Manusia diciptakan oleh Tuhan tidak untuk kepentingan-Nya; melainkan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Manusia haruslah bisa memanfaatkan waktu yang diberikan untuk bisa mencapai ridho-Nya agar selamat dalam menjalani kehidupan ini dan kehidupan setelahnya.
Manusia diberi kebebasan oleh Tuhan untuk menentukan kehidupannya sendiri. Ingin pintar harus belajar, ingin kaya harus bekerja keras. Manusia diberi anugerah berupa akal pikiran untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akallah manusia bertindak. Akan tetapi manusia juga diberi nafsu yang selalu condong kapada keburukan dan kejelekan. Kehidupan memanglah pilihan; pilihan untuk menjadi baik atau menjadi buruk. Dengan pilihan semacam itu, manusia bisa menentukan jalannya sendiri. Itulah hakekat kebebasan manusia.
Namun manusia tetaplah tidak lepas dari tangung jawab. Tanggung jawab sebagai kholifah fil’ardhi untuk menjaga alam semesta ini; tanggung jawab sebagai makhluk Tuhan untuk selalu menyembah kepada-nya. Dan tanggung jawab ini akan dipertanyakan oleh Tuhan kelak dihari akhir.

B. Hakikat Manusia Prespektif Al-Qur’an
Al-Qur’an mengungkapkan manusia dalam tiga istilah, yaitu:
1.Al-Basyar.
Menurut bahasa kata al-Basyar berarti suatu yang tampak baik dan indah atau bergembira dan memiliki kulit. Manusia disebut al-Basyar karena memiliki kulit yang permukaannya ditumbuhi rambut.
Kata Basyar merujuk pengertian manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk jasmaniyah, yang secara fisik memiliki persamaan dengan makhluk lainnya; yaitu membutuhkan makan dan minum untuk tetap hidup. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kata al-Basyar menunjukkan aspek realitas manusia sebagai pribadi sekaligus sebagai makhluk biologis.
2.Al-Nas, Al-Insan.
Al-Nas dalam konteks ini dipandang dari aspeknya sebagai makhluk sosial. Al-Qur’an menjelaskan bahwa penciptaan manusia bertujuan untuk bergaul dan berhubungan antara sesamanya. Saling membantu, saling menasehati agar berpegang pada kebenaran.
Kata al-Insan lebih mengacu kepada peningkatan derajat yang karenanya manusia diberi potensi berupa akal dan nurani demi mengemban beban tanggung jawab dan amanat sebagai kholifah fil ‘ardh. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
3.Bani Adam.
Secara umum istilah Bani Adam menunjukkan bahwa manusia berasal dari Adam AS. Dalam artian bahwa secara historis manusia merupakan keturunan Nabi Adam AS.
Dari sinilah maka persamaan dan persatuan umat manusia haruslah terbina. Karena pada dasarnya semua manusia adalah saudara.

C. Tujuan Dan Fungsi Kehidupan Manusia
Tujuan kehidupan manusia adalah menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka dari itu Tuhan menurunkan al-Qur’an untuk dijadikan sebagai pedoman bagi manusia agar bisa selamat didunia dan akhirat.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang berkewajiban untuk selalu menyembah dan bersujud kepada-Nya. Dalam al-Qur’an pun dituturkan, yang artinya: Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.(QS. Al-Mu’min: 65)
dituturkan pula, yang artinya: Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah? (QS. An-Nahl: 52)
Dari sini dapat disimpulkan tujuan dan fungsi kehidupan manusia adalah menyembah kepada-Nya agar mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat.

D. Kebebasan Manusia
Manusia diberi kekuasaan untuk memilih setiap tindakan yang hendak dilakukannya. Dalam pengertian yang berhubungan erat dengan kemerdekaan dan kebebasannya untuk mengerjakan amalan-amalan itu; seperti perihal keluar dari rumah menuju kepasar, memakan makanan dan mengenakan bermacam-macam pakaian.
Ada banyak perbedaan pendapat mengenai kebebasan manusia. Diantaranya ada yang mengatakan bahwa manusia hanyalah mengikuti apa-apa yang diperintahkan Tuhan untuk melakukannya. Pendapat ini seolah mengatakan bahwa manusia hanyalah sebagai boneka yang dipaksa untuk mengerjakan gerakan yang diinginkan oleh si Penggerak. Yang demikian inilah pendapat yang dianut oleh sekelompok golongan yang dikenal dengan sebutan al-Jabariyah.
Sementara itu ada salah satu pendapat yang bertolak belakang dengan pendapat kaum Jabariyah; yakni yang mengatakan bahwa manusia dapat melaksanakan pekerjaan dengan kemauannya sendiri; yang disebut al-Qodariah.
Adapun pendapat kaum Asy’ari mengatakan bahwa manusia hanyalah sebagai pelaku saja. Yang pasti menciptakan segala kegiatan manusia adalah Allah SWT. Dengan kata lain bahwa Allah yang menciptakan kenyang ketika manusia itu mau makan, Allah menciptakan pintar ketika manusia itu mau belajar.
Manusia diberi dan dibekali dengan kekuatan, bakat dan tenaga. Kesemuanya itu dapat digunakan untuk menuju kearah kebaikan, tetapi juga dapat digunakan untuk menuju kearah keburukan.
Allah SWT membekali manusia dengan akal dan pikiran sejak dari lahir yang dengannya manusia dapat membedakan antara yang benar dan salah. Dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hal perbuatan. Serta dapat membedakan mana yang dusta dan tidak dusta dalam hal perkataan.
Manusia diberi kebebasan untuk berkehendak dan berbuat sesuai dengan keinginannya . Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan perihal ketetapan kebebasan dan kemerdekaan manusia antara lain, yang artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya. (QS. Al-Fusshilat: 46)
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).(QS. As-Syuura: 30)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Rum: 41)
Namun demikian, manusia tidak akan bisa lepas dan menghindar dari ketetapan Allah SWT. Manusia memang mempunyai kebebasan dan hak memilih dalam segala perbuatan dan tindakannya; akan tetapi masih tetap dibawah koridor takdir Tuhan.

E. Tanggung Jawab Manusia
Adalah pasti bahwa manusia akan dimintai pertanggung jawabannya perihal segala perbuatan dan tingkah lakunya sendiri oleh Allah SWT kelak dihari akhir. Inilah akidah umat Islam yang harus selalu dipegang teguh. Karena dengan akidah ini manusia tidak akan bertindak dan berbuat semaunya sendiri tanpa memperhitungkan akibatnya kelak.

F. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
Secara definitif manusia adalah (1) makhluk jasmaniyah, yang secara fisik memiliki persamaan dengan makhluk lainnya; yaitu membutuhkan makan dan minum untuk tetap hidup. (2) Manusia juga sebagai makhluk sosial. Al-Qur’an menjelaskan bahwa penciptaan manusia bertujuan untuk bergaul dan berhubungan antara sesamanya. Manusia diberi potensi berupa akal dan nurani demi mengemban beban tanggung jawab dan amanat sebagai kholifah fil ‘ardh. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. (3) kemudian persamaan dan persatuan umat manusia haruslah terbina. Karena pada dasarnya semua manusia adalah saudara.
Tujuan dan fungsi kehidupan manusia adalah menyembah kepada-Nya, mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya; Agar mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat.
Manusia diberi dan dibekali dengan kekuatan, bakat dan tenaga, serta akal dan pikiran sejak dari lahir; Yang dengannya manusia dapat membedakan antara yang benar dan salah. Manusia diberi kebebasan untuk berkehendak dan berbuat sesuai dengan keinginannya. Namun demikian, manusia tidak akan bisa lepas dan menghindar dari ketetapan Allah SWT. Manusia memang mempunyai kebebasan dan hak memilih dalam segala perbuatan dan tindakannya; akan tetapi masih tetap dibawah koridor takdir Tuhan.
Segala tingkah laku dan perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Dan itu adalah dipastikan oleh Allah SWT kelak dihari akhir.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan & Rozak, Abdul. 2001. Ilmu Kalam IAIN & PTI. Cet I. Pustaka Setia: Bandung.
.Hari, Zamharir. 1987. Insan Kamil, Konsep Manusia Menurut Islam. Grafiti Perss: Jakarta.
H.M. Layli, Mansyur. 2000. Pemikiran Kalam Dalam Islam. Rosda Karya Remaja: Bandung.
Muchtar, Afiatun. 2001. Tunduk Kepada Allah SWT, Fungsi Dan Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia. Cet I. Khazanah Baru: Jakarta.
Nasution, Harun. 1982. Akal Dan Wahyu Dalam Islam. UI Perss: Jakarta.
Saqib, Sayid. 1995. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Cet XIII. CV. Diponegoro: Bandung.
Supiana & Karman, M. 2003. Materi Pendidikan Agama Islam. Rosda Karya Remaja: Bandung.

Pengembangan Media Belajar

A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar diperlukan sebuah media yang efektif dan efisien demi menunjang kesuksesan out put dari proses belajar mengajar tersebut. Media merupakan suatu pengantar (alat) yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk memberikan pemahaman yang mudah dimengerti oleh para siswa.
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan (materi) pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai dengan kebutuhan belum tersedia, maka seorang guru harus berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, guru perlu menguasai teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan oleh sendiri.
Media tersebut meliputi media berbasis visual (meliputi gambar, grafik, transparasi dan slide), media berbasis audio visual (video dan audio tape) dan media berbasis komputer serta media video interaktif.

B. Media Berbasis Visual.
Yaitu, sebuah media yang menampilkan gambar (visual) yang dapat merepresentasikan sebuah materi pelajaran. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk. Seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa, grafik, bagan, dan penggabungan dari dua bentuk atau lebih.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual tersebut. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan yang timbul kemudian merencanakannya dengan seksama, lalu menggunakan teknik dasar visualisasi obyek, konsep, informasi maupun situasi.
Tatanan elemen visual tersebut harus dapat menampilkan visualisasi yang dapat dimengerti dan dapat menarik perhatian; sehingga mampu menyampaikan pesan yang diinginkan dalam penggunaannya.
Dalam proses penataan itu, harus diperhatikan pinsip-prinsip desain tertentu. Antara lain: (1). Prinsip Kesederhanaan; Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang sedikit lebih memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Pesan yang panjang dan rumit harus dibagi-bagi kedalam bebarapa bahan sehingga mudah dibaca dan dipahami. Demikian pula teks yang ada harus dibatasi (tidak terlalu panjang) serta memakai huruf yang sederhana dan mudah dibaca. Kalimatnya pun harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti. (2). Keterpaduan; Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen, yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal sehingga membantu pemahaman terhadap pesan yang terkandung didalamnya. (3). Penekanan; Meskipun penyajian dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan, prespektif, warna atau ruang. (4). Keseimbangan; Bentuk atau pola yang dipilih, sebaiknya menempati ruang yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. (5). Bentuk; Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan. (6). Garis; Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari sebuah urutan-urutan khusus. (7). Tekstur; Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan terhadap sebuah unsur. (8). Warna; Warna merupakan unsur yang penting, tetapi harus digunakan secara hati-hati untuk memperoleh hasil yang baik. Warna dapat mempertinggi tingkat realisme obyek atau situasi yang digambarkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan warna, yaitu: (a). Pemilihan warna khusus, (b). Nilai warna (ketebalan dan ketipisan), (c). Intensitas atau kekuatan warna.
1. Gambar.
Gambar yang dimaksud disini termasuk gambar, lukisan dan sketsa (garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualiasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.
-Gambar jadi.
Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gambar dari majalah, brosur dan selebaran.
-Gambar garis.
Meskipun tidak memilki latar pendidikan kesenian, kita dapat membuat gambar garis (sketsa sederhana). Dalam membuat gambar garis, ciri utama obyek yang akan digambarkan harus tetap ada. Sebagai contoh: wajah yang ceria dapat dibedakan dari wajah yang cemberut dengan garis melengkung pada mulut.
Aksi yang berlangsung dapat dilukiskan dengan baik dengan gambar garis. Seperti: orang yang berdiri atau berlari.
Bentuk suatu obyek yang sederhana dapat dilukiskan dengan gambar garis tanpa mengkhawatirkan penafsiran yang keliru dari siswa. Misalnya gambar rumah, sepatu maupun gambar hewan.
Dalam pengajaran bahasa asing, gambar garis dapat digunakan untuk mendorong ungkapan gagasan siswa, baik secara lisan maupun tertulis. Gambar cerita yang disajikan secara berurutan dapat melatih siswa untuk merangkaikannya menjadi sebuah cerita yang utuh.
-Flash Card (kartu kecil yang berisi gambar/ teks yang mengingatkan siswa kepada suatu materi pelajaran).
Gambar garis dapat digunakan pada media Flash Card yang bisaanya berukuran 8 X 12 cm. Semisal, kartu abjad dapat digunakan untuk melatih siswa agar dapat mengeja secara lancar; kartu gambar, dapat digunakan untuk memperkaya kosa kata siswa.
-Strip Story.
Yaitu, merupakan potongan-potongan teks yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing.
Teknik strip story mempermahir siswa menyusun kata atau kalimat menjadi suatu untaian yang utuh. Kartu-kartu itu disusun secara acak, kemudian siswa ditugaskan untuk mengurutkan dan membaca kata pada kartu tersebut secara tepat.
Ada pula dibalik setiap kartu dituliskan arti kata, sehingga siswa dapat memahami arti dari kata tersebut.
-Papan Kantong.
Untuk membuat papan kantong, diperlukan papan triplek dan kartu nama. Pada papan triplek dilekatkan beberapa deretan kantong karton. Pada deretan karton tersebut dapat dipindahkan beberapa kertas kecil yang bertuliskan kata-kata atau ungkapan.
2.Fotografi.
Foto menghadirkan ilustrasi yang hampir menyamai kenyataan dari suatu obyek. Foto seperti bentuk visualisasi lainnya, dapat ditemukan dari surat akbar, majalah, brosur maupun buku.
Ada beberapa kriteria pemilihan foto dalam tujuan pengajaran, yaitu: mendukung pencapaian tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang memadai, validitas dan menarik. Foto juga harus disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana atau tidaknya; sehingga siswa tidak salah dalam menafsirkannya.
Foto sebagai media pengajaran haruslah artistik, dalam artian foto tersebut haruslah mempertimbagkan faktor seperti; komposisi, pewarnaan yang efektif dan teknik pengambilan gambar yang baik. Foto juga haruslah jelas, karena hanya dengan ketajaman dan kontras yang baik akan dapat memberikan ketepatan yang memadai untuk menggambarkan kenyataan yang ditampilkan. Kebenaran foto (validitas) menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, bukan foto suatu obyek yang dibuat-buat.
Pengaturan unsur gambar, didasarkan pada hasil penelitian yang berhubungan dengan persepsi dan desain seni; Agar gambar dapat dikenal dengan jelas, dan membawa perasaan yang tertentu. Prinsip-prinsip yang harus dikembangkan antara lain: (a). Kebanyakan materi visual secara normal memiliki format horizontal. Usahakan agar tidak mencampurkan format horizontal dan format vertikal dalam satu seri gambar. (b). Usahakan agar gambar hanya memfokuskan pada satu obyek utama atau pusat perhatian. (c). Jaga supaya latar belakang tetap sederhana. Agar tidak membingungkan, hilangkan semua obyek yang mengganggu. (d). Masukkan beberapa latar depan untuk menciptakan kedalaman sebuah foto. (e). Jadikan foto tersebut dinamis dengan menyeragamkan posisi atau sudut pandang pengambilan gambar. (f). Jika mengambarkan sebuah aksi, usahakan agar ada ruang kosong yang memadai didepan aksi. (g). Rasakan dan guunakan penalaran dalam menentukan komposisi foto. Pikirkan apa yang akan dicapai dalam pemotoan tersebut.
3.Bagan.
Bagan sering ditemukan dalam buku pelajaran. Bagan harus memiliki tujuan pengajaran yang jelas. Bagan itu ditekankan sehingga memberi informasi verbal dan visual yang dapat dengan mudah dipahami. Berbagai macam jenis bagan menurut bentuknya, yaitu:
a)Bagan organisasi. Menunjukkan hubungan perintah atau instruksi dalam suatu organisasi.
b)Bagan klasifikasi. Hampir mirip dengan bagan organisasi; tetapi umumnya digunakan untuk menjelaskan atau mengelompokkan obyek, peristiwa atau spesies.
c)Bagan kronologis. Alur waktu menggambarkan hubungan kronologis antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lain. Garis urutan amat bermanfaat untuk meringkas urutan waktu dari serangkaian peristiwa.
d)Bagan alir. Adalah bagan proses yang menunjukkan suatu urutan, prosedur atau aliran proses.
e)Tabel. Berisikan informasi angka-angka atau data. Tabel merupakan media yang sangat baik untuk menunjukkan informasi waktu yang ditampilkan dalam bentuk kolom-kolom.
4.Grafik.
Grafik merupakan representasi simbolis dan artistik suatu obyek atau situasi. Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka. Grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan antar unit data. Ada beberapa macam grafik, diantaranya yaitu:
a)Grafik batang.
Grafik ini sangatlah sederhana, mudah dibuat dan mudah dimengerti. Pada lazimnya, grafik ini dibuat dengan menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara vertikal atau horizontal. Tinggi atau panjang batang menunjukkan besarnya data; dan semua batang berukuran sama lebarnya.
b)Grafik garis.
Merupakan grafik yang tepat dan paling sering digunakan untuk melukiskan kecenderungan atau membandingkan dua kelompok data. Grafik garis didasarkan pada dua skala pada sudut tegak dan lurus. Setiap titik memiliki nilai tertentu. Garis ditarik untuk menunjukkan dua kelompok data yang berubah-ubah setiap waktu.
c)Grafik lingkaran.
Grafik lingkaran relatif mudah diinterpretasikan. Lingkaran dibagi kedalam segmen-segmen yang masing-masing mewakili satu bagian presentase dari keseluruhan data. Salah satu penggunaan khusus grafik lingkaran adalah untuk mengambarkan informasi mengenai porsi dan prosentasi. Jumlah bulat lingkaran mempunyai arti presentase 100 %.
d)Grafik gambar.
Merupakan bentuk alternatif lain dari grafik batang; dimana serangkaian gambar sederhana digunakan untuk melukiskan nilai. Grafik gambar secara visual menarik bagi siswa, terutama bagi anak kecil.
Namun demikian, grafik gambar lebih sulit dibaca dan dimengerti daripada grafik batang. Karena jika simbol gambar digunakan untuk menampilkan jumlah tertentu, maka gambar akan terpotong separuh atau sepertiga. Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kebingungan, sebaiknya nilai setiap rangkaian gambar dicantumkan.
5.Transparasi.
Merupakan gambar/ film besar yang diproyeksikan oleh guru untuk memvisualisasikan konsep, proses, statistik atau ringkasan didepan kelompok.
Teknik pembuatan transparasi dapat digolongkan kedalam teknik pembuatan langsung dan tidak langsung. Ada beberapa cara pembuatan tranparasi tidak langsung, yaitu transfer tempel (yaitu, proses tempel menggunakan huruf-huruf dan simbol-simbol serta grafis yang terdapat dipasaran), transfer kopi (yaitu, dilakukan dengan cara mengkopi transparasi yang sudah tersedia yang dirancang secara khusus diatas kertas biasa), transfer kimiawi (yaitu, dengan mengunakan bahan-bahan kimiawi).

C. Media Berbasis Audio-Visual.
Media audio-visual merupakan bentuk media pengajaran yang terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan. Karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali.
1.Radio Tape.
Penggunaan media audio dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imaginasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase pengajaran dimulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai pada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian yang belum dikuasainya.
Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencoba materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang mencakup materi, serta menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa.
Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian dan buka pikiran; serta dengan kemauan dan kesadaran sepenuhnya.
2.Kombinasi Slide Dan Suara.
Gabungan slide dengan tape audio adalah sistem multimedia yang cukup jarang diproduksi. Sistem multimedia ini serba guna dan mudah digunakan dalam pengajaran kelompok. Multimedia ini dapat digunakan pada berbagai lokasi. Keefektifan penyajian pelajaran melalui multimedia ini memerlukan perhatian khusus pada faktor-faktor berikut:
a)Sajikan konsep atau gagasan satu per satu.
b)Gunakan bidang penayangan dilayar untuk tujuan tertentu dalam menyampaikan materi.
c)Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan ditengah layar.
d)Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan dalam penyajian.
e)Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian.
f)Jangan terlalu banyak narasi.
g)Dalam beberapa hal; penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis.

D. Media Berbasis Komputer.
Penggunaan komputer sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaran bantuan komputer {Computer Assisted Learning (CAL)}. Macam-macam dari CAL ini bila ditinjau dari situasi belajar dan tujuan penyampaian yaitu:
1.Tutorial.
Yaitu, program pengajaran dengan menggunakan bantuan komputer yang meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan bisa berupa teks, gambar atau grafik. Pada saat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasikan, dan menyerap pesan; maka akan ada satu pertanyaan yang diajukan. Jika jawaban benar komputer akan melanjutkan ke konsep selanjutnya. Begitu juga sebaliknya, bila siswa salah komputer akan kembali pada konsep sebelumnya.
2.Drills And Practice (latihan).
Yaitu, latihan untuk mempermahir ketrampilan atau memperkuat penguasaan. Komputer menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan soal latihan dibuku pelajaran.
Sebagian besar program drills and practice merekam hasil jawaban siswa yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukkan kepada siswa atau guru pada akhir kegiatan dan menjadi landasan untuk pengajaran selanjutnya
3.Simulasi.
Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata. Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang berhubungan dengan resiko seperti bangkrut, malapetaka nuklir, dan lain-lain.
4.Permainan instruksional.
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Permainan intruksional yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer. Siswa dapat menjadi terampil mengetik karena dalam permainan siswa dituntut untuk menginput data dengan mengetik jawaban atau perintah dengan benar.
Keberhasilan penggunaan komputer dalam pengajaran tergantung kepada berbagai faktor seperti proses kognitif dan motivasi dalam belajar. Oleh karena itu para ahli telah mencoba untuk mengajukan prinsip-prinsip perancangan CAI yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif. Prinsip-prinsip perancangan CAI tersebut antara lain:
a)Belajar harus menyenangkan. Untuk membuat proses pembelajaran dengan bantuan komputer (terutama permainan instruksional) lebih menyenangkan ada tiga unsur yang perlu diperhatikan. Pertama, menantang; kedua, fantasi; ketiga, ingin tahu.
b)Interaktivitas. Dalam merancang program CAI, kegiatan pengajaran dengan bantuan komputer yang dapat memenuhi keperluan interaktivitas dalam pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan unsur-unsur sebagai berikut:
-Dukungan komputer yang dinamis.
-Dukungan sosial yang dinamis.
-Aktif dan interaktif.
-Keleluasan.
-Power.
c)Kesempataan berlatih harus memotivasi dan cocok.

E. Multimedia Interaktif Video.
Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utama sebagaimana biasanya. Jenis peralatan ini adalah komputer, video dan proyektor. Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau diproyeksikan ke layar lebar; Dapat didengar suaranya, dilihat gerakannya baik berbentuk video maupun animasi. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi dapat mudah dimengerti karena adanya banyak indera yang memungkinkan untuk menyerap informasi itu.
Kemampuan teknologi elektronik semakin besar. Bentuk informasi grafis, video, animasi, diagram, suara dan bentuk lainnya dapat dengan mudah dihasilkan dengan mutu yang baik.
Multimedia berbasis interaktif video ini sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan. Meskipun saat ini penggunaan multimedia ini masih dianggap mahal, dalam beberapa tahun mendatang biaya yang akan dikeluarkan akan semakin terjangkau sehingga dapat digunakan oleh berbagai jenjang sekolah.

F. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
Pengembangan media pengajaran harus dikuasai oleh seorang guru. Agar media dapat berfungsi dengan baik, maka seorang guru harus mampu memahami dan menerapkannya dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan. Adapun pengembangan media dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: (1). Media Berbasis Visual. Yaitu, sebuah media yang menampilkan gambar (visual) yang dapat merepresentasikan sebuah materi pelajaran. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk. Seperti foto, gambar/ ilustrasi, sketsa, grafik, bagan, dan penggabungan dari dua bentuk atau lebih. (2). Media Berbasis Audio-Visual. Merupakan bentuk media pengajaran yang menampilkan bentuk ilustrasi berupa gambar sekaligus menghasilkan suara. Adapun macam-macam pengembangannya antara lain: radio tape dan kombinasi slide dan suara. (3). Media Berbasis Komputer. Adapun pengembangannya yaitu: Tutoria, Drills And Practice (latihan), Simulasi, Permainan instruksional. (4). Multimedia Interaktif Video.

DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. 2000. Media Pengajaran. Cet II. Grafindo Persada: Jakarta.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Cet VI. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Rahardjo, Sudima As Dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan & Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sudjana, Nana & Rifa’i, Ahmad. 2001. Media Pengajaran. Cet IV. Sinar Baru Algesindo: Jakarta.

program pendidikan ekstensi dan dampaknya

A. Latar Belakang Masalah
Kampus sebagai dunia akademika harus mampu mencetak output yang memiliki nilai tawar dalam era globalisasi sekarang ini. Dan dalam melaksanakan programnya, civitas akademik diharuskan mampu mengelompokkan mahasiswa-nya ke setiap spesifikasi jurusan yang akan ditempuh
Program pendidikan ekstensi bagaikan buah simalakama bagi setiap Perguruan Tinggi (PT) yang ada. Apabila ditiadakan, maka akan mengakibatkan kemerosotan kuantitas mahasiswa dan menghalangi kesempatan bagi tenaga kerja yang memiliki keinginan untuk menempuh dunia akademik kuliah. Namun apabila terus diadakan, maka akan mengakibatkan kemerosotan dan penurunan akreditas bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Kemudian karena itulah banyak PTS yang memprotes kebijakan lampau Dirit dan menuntut untuk meniadakan program ekstensi yang ada di PTN-PTN seluruh Indonesia.
Dampak yang diakibatkan dari program ekstensi inilah yang nantinya akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap keberhasilan civitas akademik yang ada di Indonesia dalam merealisasikan program-programnya.

B. Maksud Dan Tujuan Pogram Ekstensi.
Program ekstensi adalah program pendidikan berjenjang S1 yang penyelenggaraannya dilakukan diluar kegiatan program reguler dengan menggunaan kurikulum yang sama dengan program reguler. Program studi ekstensi ini merupakan pendidikan lanjutan (Continuing Education) yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill mahasiswa yang sudah menjadi tenaga kerja.
Tujuan dari program ekstensi adalah:
1.Meningkatkan daya tampung dengan memberikan kesempatan kepada lulusan Diploma dan SLTA/ SMU yang tidak mempunyai hak mengikuti seleksi UMPTN untuk meningkatkan jenjang pendidikannnya ke program Strata Satu (S1).
2.Memberi kesempatan kepada anggota masyarakat yang sudah bekerja untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensinya.
3.Meningkatkan rating pendapatan pemasukan perguruan tinggi sebagai Badan Hukum Perguruan Tinggi (BHPT).
4.Mengarahkan lulusan yang menguasai kemampuan dan ketrampilan dalam bidang tertentu dan mampu mandiri dalam pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya.
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SisDikNas) pasal 7 ayat 2 serta pasal 9 & 46 ayat 1 secara jelas menuangkan amanat pembiayaan pendidikan kepada masyarakat melalui model pembiayaan bersama dengan masyarakat setempat (Cost Sharring/ Community Cost). Sehingga semua bentuk lembaga pendidikan kini tak lagi hanya sebatas sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tempat untuk meningkatkan pendidikan; namun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Ketika sebuah perguruan tinggi menjadi PT BHMN, maka ia dituntut untuk memiliki kemampuan mencari dana sendiri dan menggunakan dana tersebut secara profesional. Dalam hal ini, untuk mendapatkan aliran dana adalah dengan cara membuka program studi yang diminati dan sesuai dengan permintaan pasar; diantaranya adalah program studi ekstensi.

C. Dampak Positif Dari Program Ekstensi.
Sebenarnya program ekstensi di Perguruan tingi Negeri (PTN) dilarang menerima lulusan SMU/ SLTA setara yang berstatus Fresh Graduated (baru lulus). Calon mahasiswa program ekstensi diharuskan berstatus karyawan, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun swasta. Sesuai dengan aturan yang dikeluarkan Dirjen Dikti dengan SK No: 28/Dikti/2002 tentang program reguler dan non reguler.
Pada awalnya program ekstensi memang dibuka untuk memberi kesempatan bagi orang yang bekerja agar bisa melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Sehingga mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

D. Dampak Negatif (Akibat) Program Ekstensi.
Keberadaan program ekstensi di Perguruan Tinggi Negara (PTN) dikatakan oleh banyak kalangan telah melenceng dari tujuan semula, yakni program pendidikan bagi para karyawan dan tenaga keja. Program ekstensi kerap dijadikan tujuan bagi lulusan yang berduit yang tidak diterima melalui tes UMPTN agar bisa kuliah di PTN ternama. Hal ini menyebabkan dampak yang cukup signifikan bagi Perguruan Tinggi Swasta lainnya. Penurunan jumlah mahasiswa yang masuk di PTS sudah mencapai taraf yang memperihatinkan. Selain itu, ada pula tanggapan yang menyatakan bahwa PTN sengaja berlomba-lomba membuka program ekstensi hanya untuk mencari keuntungan semata. Karena program ekstensi yang ditawarkan sering kali tidak aplikatif terhadap kebutuhan masyarakat.
Berbagai Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia menyorot pembukaan program ekstensi oleh berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pasalnya, ketika PTN ini membuka program ekstensi; maka akan berdampak pada penurunan jumlah mahasiswa di PTS. Seperti diberitakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) bahwa sebagian besar PTS-PTS yang ada di Indonesia sedang kembang kempis. Sepertinya masalah pembukaan program ekstensi di PTN ini harus segera dievaluasi oleh pemerintah. Pasalnya, PTS sudah merasakan imbas dari program ekstensi.
Apabila diklarifikasi, maka program ekstensi sebenarnya tidak mungkin mengikuti aturan Dikti yang hanya memperbolehkan setiap mahasiswa untuk mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) maksimal 29 per semester.
Fakta lain juga mengatakan bahwa banyak perguruan tinggi yang membuka program ekstensi mengakibatkan ijazah sarjana semakin mudah (walaupun belum tentu murah) untuk diperoleh.

E. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
Bahwa program ekstensi bagaikan sebuah simalakama bagi perguruan tinggi yang ada. Sebab apabila ditiadakan, maka akan mengakibatkan kemerosotan kuantitas mahasiswa dan menghalangi kesempatan bagi tenaga kerja yang memiliki keinginan untuk menempuh dunia akademik dalam perkuliahan. Namun apabila terus diadakan, maka akan mengakibatkan kemerosotan dan penurunan akreditasi PTS.
Pada awalnya program ekstensi memang dibuka untuk memberi kesempatan bagi orang yang bekerja agar bisa melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Tetapi kemudian terjadi berbagai pelencengan aturan main. Karena ternyata tidak hanya yang bekerja saja yang mengikuti program ini, tetapi juga mereka ynag baru lulus SMU. Hal ini berdampak pada menurunnya jumlah mahasiswa yang masuk pada Perguruan Tingg Swasta (PTS).

DAFTAR PUSTAKA
Barthos, Basir. 1992. Proses Pendirian, Penyelenggaraan & Ujian. Cet II. Bumi Aksara: Bandung.
Jabali, Fuad & Jamhari (Peny). 2002. IAIN & Modernisasi Pendidikan Di Indonesia. Cet I. Logos Wacana Ilmu: Jakarta.
Edi Erwan/ 21 Agustus 2006/ Simpang Siur Pendidikan Tinggi/ http://www.ppi-india.org// http://www.freelist.org.
Antara News/ 14 Februari 2008/ UNDIP Bubarkan Program Ekstensi/ http://www.antara.co.id.
Ina/ 2002/ Berita Singkat/ http://www.sinar harapan.co.id.
UPPTI Universitas Surabaya/ Buku Pedoman Pendidikan Universitas/ 2002/ http:/Fbppub.brawijaya.ac.id.
Zidniy Sa’adah/ 2008/ Kapitalisme Pandidikan/ http://www.khilafah1924.org.
WWS/ 2004/ Kelas Ekstensi Dan Dampaknya/ http://www.wawasandigital.com.