welcome to the free zone...your expression is amazing...

Minggu, 02 Maret 2008

psikologi pembelajaran

I. Psikologi
A.Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Ditinjau dari arti katanya, psiklogi dapat diartikan ilmu yang mempelajari jiwa. Psikologi mempelajari perilaku sebagai manifestasi jiwa. Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas sebagai manifestasi hayati (hidup) yang meliputi jenis motorik, kognitif, konatif, dan efektif. Perilaku motorik adalah perilaku dalam bentuk gerakan seperti berjalan, berlari, duduk, dsb. Perilaku kognitif ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam di sekitarnya seperti pengamat-an, berfikir, mengingat, mencipta, dsb. Perilaku konatif adalah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu, misalnya kemauan, motif, kehendak, nafsu, dsb. Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi, seperti senang, nikmat, gembira, sedih, cinta, dsb. Kesemua jenis perilaku itu merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
B.Pendekatan Psikologi
Dalam pengkajian terhadap perilaku, terdapat berbagai jenis pendekatan dalam memberikan penjelasan mengenai apa, mengapa dan bagaimana perilaku individu.
Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Menurut pendekatan ini, perilaku itu adalah segala sesuatu yang dapat diamati oleh alat indra kita sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Disebut sebagai teori S-R (teori stimulus-response). Tokoh psikologi dalam pendekatan ini antara lain: Watson, Skinner, Pavlov, dan Thorndike.
Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang berada di bawah kesadaran individu. Pendekatan ini menganggap bahwa perilaku individu dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Tokoh Psikoanalisa ialah Sigmund Freud, yang mengatakan bahwa kepribadian terdiri atas tiga unsur, yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Semua perilaku digerakkan oleh kekuatan libido.
Pendekatan kognitif, menjelaskan bahwa perilaku itu sebagai proses internal (di dalam). Pendekatan ini menganggap bahwa perilaku merupakan suatu proses input-output yaitu penerimaan dan pengolahan informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran.
Pendekatan humanistik, lebih menekankan pada martabat kemanusiaan pada individu yang berbeda dengan hewan dan makhluk lainnya. Menurut pendekatan ini, manusia sudah sejak awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya.
Pendekatan Neurobiologi, yang mengaitkan perilaku individu dengan kejadian-kejadian di dalam otak dan sistem syaraf. Menurut pendekatan ini, perilaku seseorang amat tergantung pada kondisi otak dan sistem syarafnya. Apabila otak dan syaraf terganggu, maka perilaku akan terganggu pula.
C.Jenis-Jenis Psikologi
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi telah banyak dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Kemudian timbul berbagai cabang-cabang psikologi yang mengkaji perilaku dalam situasi yang khusus, baik untuk tujuan teoritis maupun praktis. Ada psikologi umum (general psychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya, dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus.
Beberapa jenis psikologi khusus antara lain:
-Psikologi perkembangan, yang mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan sejak kehidupan dimulai (konsepsi) sampai akhir kehidupan (mati).
-Psikologi sosial, yang mengkaji perilaku individu dalam interaksi sosial.
-Psikologi abnormal, yang mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
-Psikologi komparatif, yang mengkaji perbandingan perilaku manusia dengan perilaku binatang.
-Psikologi diferensial, yang mengkaji perbedaan perilaku antar individu.
-Psikologi kepribadian, yang mengkaji perilaku individu secara khusus dari aspek kepribadiannya.
-Psikologi pendidikan, yang mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan.
-Psikologi industri, yang mengkaji perilaku individu dalam kaitan dengan dunia industri.
-Psikologi klinis, yang mengkaji perilaku individu untuk keperluan klinis atau penyembuhan.
-Psikologi kriminal, yang mengkaji perilaku individu dalam situasi kriminal.
-Psikologi militer, yang mengkaji perilaku individu dalam situasi kemiliteran.
D.Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan, ialah cabang psikologi yang secara khusus mengkaji berbagai perilaku individu dalam kaitan dengan situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah menemukan berbagai fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif. Beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan itu, upaya menciptakan pendidikan yang efektif antara lain :
-Apa yang menjadi tujuan pendidikan? Bagaimana merumuskannya?
-Bagaimana memilih dan menetapkan isi pendidikan / pengajaran?
-Bagaimana memilih metode mendidik/mengajar secara tepat?
Beberapa konsep psikologi yang banyak memberikan kontribusi dalam pendidikan adalah antara lain : Prinsip-prinsip dan teori pembelanjaan, Perbedaan individu, Pertumbuhan dan perkembangan, Dinamika perilaku, Penyesuaian diri dan kesehatan mental, Proses dan kegiatan psikologis, Penilaian dan pengukuran pendidikan, Perilaku-perilaku social, Personaliti (kepribadian)
E.Peranan Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Dalam lingkup yang lebih khusus (terutama dalam ruang kelas) psikologi pendidikan banyak memusatkan pada psikologi pembelajaran dan pengajaran. Hal ini mengandung makna bahwa psikologi mempunyai peranan yang besar dalam proses pembe¬lajaran dan pengajaran.
Beberapa peranan tersebut antara lain dalam:
1.Memahami siswa sebagai pelajar (perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dsb)
2.Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran
3.Memilih metode-metode pembelajaran dan pengajaran
4.Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran
5.Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6.Memilih dan menetapkan isi pengajaran
7.Membantu siswa-siswa yang mendapat kesulitan pembelajaran
8.Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran
9.Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran
10.Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru
11.Membimbing perkembangan siswa.

II. Pembelajaran
A.Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah : Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuannya telah bertambah, keterampilannya telah bertambah, ia lebih yakin terhadap dirinya, dsb.
b.Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan}. Peru¬bahan perilaku sebagai hasil pembelajaran akan berlangsung secara berkesinambungan, artinya suatu perubahan yang telah terjadi, menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang lain.
c.Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan.
d.Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu.
e.Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas indi¬vidu.
Kedua, hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan peri¬laku secara keseluruhan. Perubahan perilaku itu meliputi aspek-aspek perilaku kognitif, konatif, afektif atau motorik.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan.
Keempat, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.
B.Pengertian Pembelajaran dan Pengertian Lain
Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku ini mempunyai keterkaitan dengan pengertian lain yang juga menggambarkan adanya peru-bahan lain.
1.Belajar dan pertumbuhan, perkembangan, kematangan
Dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematang¬an, akan terjadi perubahan perilaku. Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif apabila ada persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan dan kema¬tangan.
2.Pembelajaran dan menghafal
Antara pembelajaran dan menghafal terdapat keterkaitan satu dengan lainnya. Menghafal hanya salah satu aspek saja dari perilaku kognitif, dan belum mencakup perilaku lainnya. Orang yang hafal tentang sesuatu belum tentu memahaminya, atau cakap melakukannya. Akan tetapi proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila disertai dengan aktivitas menghafal.
3.Pembelajaran dan latihan
Pembelajaran mempunyai keterkaitan dengan latihan meskipun tidak identik. Pembelajaran akan lebih berhasil apabila disertai dengan latihan-latihan yang teratur dan terarah.
4.Pembelajaran dan studi
Dalam aktivitas studi, perubahan perilaku yang terjadi adalah aspek pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (under-standing). Jadi, aktivitas studi merupakan sebagian dari aktivitas pembelajaran secara keseluruhan.
5.Pembelajaran dan berfikir
Berfikir adalah merupakan suatu proses kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi. Orang tidak mungkin berfikir tanpa belajar, dan tidak mungkin belajar tanpa berfikir.

III. PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN
A.Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Hal ini mengandung arti bahwa individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan. Secara keseluruhan, proses pembelajaran akan merupakan suatu rangkaian aktivitas sebagai berikut:
Pertama, individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
Kedua, kesiapan (readiness) individu untuk memenuhi kebu¬tuhan dan mencapai tujuan.
Ketiga, pemahaman situasi. Yang dimaksud dengan pemahaman situasi yaitu segala sesuatu yang ada di lingkungan individu dan mempunyai hubungan dengan aktivitas individu dalam meme¬nuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.
Keempat, menafsirkan situasi, yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang terdapat dalam situasi.
Kelima, tindak balas (respon). Dalam fase ini, individu mela¬kukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang telah dirancangkannya dalam fase ketiga dan keempat.
Keenam, akibat (hasil) pembelajaran. Dalam fase ini individu akan memperoleh umpan balik dari apa yang telah dilakukannya.
B.Hasil Pembelajaran
Hasil proses pembela¬jaran ialah perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif, dan motorik. Lindgren (1968) menyebutkan bahwa isi pembelajaran terdiri atas: (1) kecakapan, (2) informasi, (3) pengertian, dan (4) sikap. Benyamin Bloom (1956) menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran, yaitu: (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Sedangkan pakar lain yaitu R.M. Gagne (1957, 1977) mengemukakan bahwa hasil pembela¬jaran ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities] yang meliputi: (I) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, yang terdiri dari: (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep abstrak, (d) aturan, dan (e) aturan yang lebih tinggi; (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
C.Jenis-jenis Pembelajaran
Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas pembelajaran yang dilakukan individu akan bermacam-macam jenisnya, tergantung kepada kebutuhannya, tujuannya, apa yang dipelajarinya, cara melakukan aktivitas pembelajaran, sifatnya peringkat perkembangannya, dsb.
Dari aspek pembelajaran yang akan dicapai, kita dapat membedakan jenis-jenis sebagai berikut: (1) pembelajaran keterampilan, (2) pembelajaran sikap, (3) pembelajaran pengetahuan, dsb. Gagne membagi delapan jenis pembelajaran mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks, yaitu:
1.Signal Learning atau pembelajaran melalui isyarat.
2.Stimulus response learning atau pembelajaran rangsangan tindak balas.
3.Chaining leamingatau pembelajaran melalui perantaian.
4.Verbal association learning atau pembelajaran melalui perkaitan verbal.
5.Discrimination learning atau pembelajaran dengan membeda-bedakan.
6.Concept learning atau. pembelajaran konsep.
7.Rule learning atau pembelajaran menurut hukum (aturan).
8.Problem solving learning atau pembelajaran melalui penye-lesaian masalah.
Dari sifatnya, dibedakan antara pembelajaran formal, pembe¬lajaran informal, dan pembelajaran non-formal.
Dari caranya, individu memperoleh rangsangan, ada jenis (1} visual yaitu individu yang lebih efektif pembelajarannya apabila menerima rangsangan melalui alat indera penglihatan, (2) auditif, yaitu individu yang lebih efektif pembelajarannya apabila menerima rangsangan melalui alat indera pendengaran, (3) kinestetik, yaitu individu yang lebih efektif proses pembelajarannya melalui perg-erakan, dan (4) taktik, yaitu individu yang lebih efektif pembelajar¬annya melalui penciuman atau perabaan.

IV. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (I)
A.Peranan Teori Dalam Pembelajaran dan Pengajaran
Mempelajari teori pembelajaran mempunyai beberapa kepen-tingan, baik aspek individu maupun masyarakat. Dari segi individu, pembelajaran merupakan salah satu upaya individu untuk meme¬nuhi kebutuhan hidup, sehingga memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dan efektif. Dari segi masyarakat, pembelajaran merupa¬kan kunci dalam pemindahan kebudayaan dari satu generasi ke generasi baru. Dengan pembelajaran, dimungkinkan adanya pene-muan baru dan pengembangan dari hasil generasi lama.
Teori merupakan suatu perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah : (a) memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi, dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian, dan (b) memiliki prinsip-prinsip yang dapat diuji.
Fungsi teori pembelajaran dalam pendidikan adalah:
1.Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pengajaran.
2.Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruangkelas.
3.Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
4.Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori -teori tertentu.
B.Teori Pembelajaran Behaviorisme
Behaviorisme berpendapat bahwa perilaku terbentuk melalui perkaitan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respons). Teori behaviorisme dibedakan antara teori pelaziman klasik (clasical conditioning), dan teori pelaziman operan (operant conditioning).
1.Teori Pelaziman Klasik.
Teori pelaziman klasik dipelopori oleh IP Pavlov, seorang ahli fisiologi dari Rusia. Pavlov mengemukakan beberapa konsep atau prinsip pembelajaran, yaitu:
a.Excitation (pergetaran
Konsep ini menyatakan bahwa suatu rangsangan tak terlazim atau alami dapat membangkitkan reaksi sel-sel tertentu, sehingga dapat menghasilkan tindak balas.
b.Irradiation (penularan)
Yaitu terjadinya reaksi dari sel-sel lain yang berada di sekitar kawasan sel-sel yang berkenaan dengan rangsangan tak terlazim.
c.Stimulus generalization (generalisasi rangsangan)
Yaitu keadaan di mana organisma (individu) memberikan tindak balas yang sama terhadap rangsangan tertentu yang memiliki kesamaan walaupun tidak serupa.
2.Teori Pelaziman Operan : Thorndike
Sebagai pelanjut dari kajian Pavlov ialah Edward Thorndike. Seperti halnya kajian Pavlov, Thorndike melakukan kajian yang menuntut reaksi perilaku dari subjek percobaannya. Perbedaanya ialah bawa perilaku yang dikaji oleh Thorndike tidak pada reflex tetapi pada perilaku.
Thorndike menambahkan lima macam hukum pembelajaran lagi yang disebutnya sebagai hukum-hukum minor. Kelima hukum ter¬sebut ialah:
Pertama, hukum gerak tindak aneka (multiple response), yaitu hukum yang menyatakan bahwa dalam satu rangsangan dapat menghasilkan beraneka tindak balas.
Kedua, hukum sikap atau keadaan awal (attitudes dispositions or state), yaitu yang menyatakan bahwa kondisi individu pada awal pembelajaran akan mempengaruhi proses pembelajaran.
Ketiga, hukum kemampuan memilih hal-hal penting (partial or piecemeal activity of a situation), yaitu kemampuan seorang pelajar memilih hal-hal yang dianggap penting dari suatu keadaan dan ber-tindak sesuai dengan apa yang dipandang penting.
Keempat, hukum tindak balas melalui analog! (assimilation of response by analogy), yaitu kemampuan individu untuk melakukan tindak balas dalam situasi yang baru dengan menggunakan tindak balas yang telah dimilikinya, dengan penyesuaian seperlunya.
Kelima, hukum perpindahan berkait (associative shifting), yaitu menggantikan atau melanjutkan suatu rangsangan, sehingga tin¬dak balas bersesuaian dengan rangsangan baru.
3.Teori Pelaziman Operan: Skinner
Skinner melanjutkan teori pelaziman operan. Asumsi dasar teori Skinner ialah bahwa perubahan perilaku itu adalah fungsi daripada kondisi dan peristiwa lingkungan. Dalam teori Skinner ini, prinsip peneguhan (reinforcement) memegang peranan yang penting dalam mewujudkan tindak balas baru. Ada dua macam peneguhan, yaitu peneguhan positif dan peneguhan negatif. Teori Skinner ini banyak diterapkan dalam bidang pendidikan formal terutama dalam metode dan teknologi pengajaran. Dalam mengembangkan suasana kelas yang positif, teori Skinner menyaran-kan peringkat-peringkat sebagai berikut: (1) menganalisis keadaan , lingkungan kelas, (2) mengembangkan hal-hal yang dapat menjadi peneguhan positif, (3) memilih perilaku-perilaku pembelajaran yang akan diterapkan dalam kelas, (4) menerapkan perilaku pembelajar¬an, dengan memberikan pengendalian untuk mencatat dan menye-suaikan kalau diperlukan.

V. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (2)
A.Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Perkembangan kognitif bertujuan : (1) memisahkan kenyataan yang sebenarnya dengan fantasi, (2) menjelajah kenyataan dan menemukan hukum-hukumnya, (3), memilih kenyataan-kenyataan yang berguna bagi kehidupan, (4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya di balik sesuatu yang nampak.
Perkembangan kognitif terbentuk melalui interaksi yang konstan antara individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi ialah proses penataan segala Sesuatu yang adadi lingkungan, sehingga menjadi dikenaloleh individu. Adaptasi ialah proses terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungan. Adaptasi terjadi dalam dua bentuk yaitu asimilasi dan akomodasi.
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berlangsung melalui empat peringkat, yaitu:
Peringkat sensori motor
Peringkat pre - operational
Peringkat concrete operational
Peringkat formal operational : 0- 1,5 tahun
: 1,5-6 tahun
: 6- 12 tahun
: 12 tahun ke atas
Peringkat sensori-motor (0 - 1,5 tahun), aktivitas kognitif berpusat pada aspek alat indera (sensori) dan gerak (motor).
Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun), anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalani menghadapi berbagai hal di luar dirinya. Cara berfikir anak pada peringkat ini ditandai dengan ciri-ciri: (a) tranductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif dan deduktif tetapi tidak logis, (b) ketidakjelasan hubungan sebab akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebab akibat secara tidak logis, (c) animism, yaitu menganggap bahwa se-mua benda itu hidup seperti dirinya, (d) artificialism, yaitu ke-percayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia, (e) perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu beradasarkan apa yang ia lihat atau dengar, (f) mental experiment, yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawab-an dari persoalan yang dihadapinya, (g) centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya, (h) egocentrism, artinya anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya sendiri.
Peringkat concrete operational (6-12 tahun), anak telah dapat membuat pemikiran tentang situasi atau hal konkrit secara logis.
Peringkat formal operational, (12 tahun ke atas), perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan individu untuk berfikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit. Perkembangan kognitif pada pering¬kat ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berfikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berfikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam peng-ajaran, antara lain:
a.Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
b.Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
c.Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d.Beri peluang agar anak belajar sesuai dengan peringkat perkembangnnya.
e.Di dalam kelas, anak-anak hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling berdiskusi.
B.Teori Pembelajaran Sosial-kognitif (Albert Bandura)
Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura disebut teori pembelajaran sosial-kognitif dan disebut pula sebagai teori pembelajaran melalui peniruan. Berdasaran pada tiga asumsi, yaitu: pertama, bahwa individu melakukan pembela¬jaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Asumsi yang kedua, ialah terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya. Asumsi yang ketiga, ialah bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut sosial-kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
Proses pembelajaran menurut teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen (unsur) yaitu: (1) perilaku model (contoh), (2) pengaruh perilaku model, dan (3) proses internal pelajar. Perilaku model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungan-nya. Apabila bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, penga-laman, cita-cita, tujuan, dsb.) maka perilaku itu akan ditiru. Fungsi perilaku model ialah (1) untuk memindahkan informasi ke dalam diri individu, (2) untuk mernperkuat atau memperlemah perilaku yang telah ada, (3) untuk memindahkan pola-pola perilaku yang baru.

1 komentar: