Jam menunjukkan pukul SATU siang. Kepalaku penat tak
tertahankan…
Sehari sebelumnya, entah kenapa ku terjebak DOSA yang
sama; berulang setiap teman akrabku menghendaki. NAFSU…
Menyesalkan hati terkecil mengingat kemunafikan yang selalu
menyelimuti. Tauriyah yang keluar dari organ pen”CIUM”an
selalu saja hendak menutupi kebusukan diri.
Entah kenapa MANUSIA harus terlahir begini… sungguh
menyayat hati, pilu ku dibuatnya; sesak ku memikirnya.
Biarlah, toh semuanya kembali pada SIKLUS yang sama, ada
kemudian bertahan untuk menjadi ADA lalu kan tiada.
Manusia menjual mimpi-mimpi MANIS dan bertukar kepurapuraan
untuk saling menghargai, mencintai, menyayangi. Tapi
dibaliknya tersimpan api amarah, BENCI dan caci maki; semua
tak lepas dari kepentingan dan keuntungan yang hendak
dikuasai.
Andai ada sedikit RUANG untukku mengungkap siapa dibalik
semua itu? sungguh, malamku tiada pernah TENANG, pagiku
serasa kelam, siangku selalu resah. Tiada dapat ku
menyalahkan setan yang SETIA menemani. Walau lelah ku
harus tetap mengikuti arus HIDUP untuk sekedar menjadi
pura-pura ada. Meskipun sejatinya ku HAMPA..
Hanya luka yang tersisa UNTUK dirasa…mengenang ku akan
usia yang mendekati SIRNA.
SATU DOSA dari NAFSU selalu CIUMi MANUSIA. SIKLUS
kehidupan memang ADA MANIS yang dirasa, tapi telalu banyak
menyisakan BENCI. Beri ku RUANG TENANG yang selalu SETIA
menemani HIDUPku yang HAMPA, UNTUK kemudian SIRNA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar