welcome to the free zone...your expression is amazing...

Jumat, 29 Mei 2009

Selamat datang di dunia

Disini buas kian merayu
Disini nafsu kian berpacu
Disini lelah tuk mengadu
Disini rindu kian diadu
Disini kepentingan yang menang
Disini iman diperjual belikan
Disini jerit tak dipedulikan
Disini birahi yang menguasai
Disini goda kan selalu setia
Disini yang terlihat hanya tawa
Disini maya seolah tampak nyata
Disini yang munafiklah yang terbaik

Sudah terlalu sering

Pagi sudah terlalu sering
terlewatkan tanpa makna. Sepi
sudah terlalu sering menghiasi
malam. Lelah sudah terlalu sering
terngiang dalam diri. Mimpi sudah
terlalu sering hanya pelipur lara
hati.
Tawa sudah terlalu sering hanya
menjadi kedok. Luka sudah terlalu
sering mencabik-cabik. Waktu
sudah terlalu sering mengusik.
Kata sudah terlalu sering mencaci
maki.
Kenapa tak sekalian saja semua
pergi?toh biarkan saja ku tinggal
sendiri. Tanpa ada yang mau
peduli. Biarkan saja semua
kenangan ku pendam sendiri. Toh,
takkan ada yang mau mengingat
lagi. Biarkan saja kegilaan ini
menjadi milikku sendiri. Tanpa ada
yang merasa iri dan drengki.

Saat Tuk Memaki

Jam menunjukkan pukul SATU siang. Kepalaku penat tak
tertahankan…
Sehari sebelumnya, entah kenapa ku terjebak DOSA yang
sama; berulang setiap teman akrabku menghendaki. NAFSU…
Menyesalkan hati terkecil mengingat kemunafikan yang selalu
menyelimuti. Tauriyah yang keluar dari organ pen”CIUM”an
selalu saja hendak menutupi kebusukan diri.
Entah kenapa MANUSIA harus terlahir begini… sungguh
menyayat hati, pilu ku dibuatnya; sesak ku memikirnya.
Biarlah, toh semuanya kembali pada SIKLUS yang sama, ada
kemudian bertahan untuk menjadi ADA lalu kan tiada.
Manusia menjual mimpi-mimpi MANIS dan bertukar kepurapuraan
untuk saling menghargai, mencintai, menyayangi. Tapi
dibaliknya tersimpan api amarah, BENCI dan caci maki; semua
tak lepas dari kepentingan dan keuntungan yang hendak
dikuasai.
Andai ada sedikit RUANG untukku mengungkap siapa dibalik
semua itu? sungguh, malamku tiada pernah TENANG, pagiku
serasa kelam, siangku selalu resah. Tiada dapat ku
menyalahkan setan yang SETIA menemani. Walau lelah ku
harus tetap mengikuti arus HIDUP untuk sekedar menjadi
pura-pura ada. Meskipun sejatinya ku HAMPA..
Hanya luka yang tersisa UNTUK dirasa…mengenang ku akan
usia yang mendekati SIRNA.
SATU DOSA dari NAFSU selalu CIUMi MANUSIA. SIKLUS
kehidupan memang ADA MANIS yang dirasa, tapi telalu banyak
menyisakan BENCI. Beri ku RUANG TENANG yang selalu SETIA
menemani HIDUPku yang HAMPA, UNTUK kemudian SIRNA.